Perasaan positif sangat penting dalam kesembuhan orang yang sedang sakit. Sebaliknya, perasaan negatif akan memperparah penyakitnya. Jika seseorang dari awal sakit sudah tergambar kematian yang ia sangat takuti, terbayang Allah tidak akan menyembuhkannya, maka justru itu akan memperparah penyakitnya.

 

Kaidah pengobatan ini sudah dijelaskan dan dipraktekkan nabi kita shalallahu’alaihi wa sallam. Mari kita simak hadits berikut,

 

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا، أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ عَلَى أَعْرَابِيٍّ يَعُودُهُ.

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhumaa, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam menjenguk Arab Badui.

قَالَ : وَكَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ عَلَى مَرِيضٍ يَعُودُهُ قَالَ : ” لَا بَأْسَ، طَهُورٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ “.

Ibnu Abbas berkata, “Tatkala nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam dahulu menjenguk orang sakit bersabda,

“Tidak mengapa, disucikan insyaaAllah””

فَقَالَ لَهُ : ” لَا بَأْسَ، طَهُورٌ إِنْ شَاءَ اللَّهُ “.

Maka nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam berkata pada Arab Badui itu, “Tidak mengapa, disucikan insyaaAllah”

قَالَ : قُلْتَ : طَهُورٌ ؟ كَلَّا بَلْ هِيَ حُمَّى تَفُورُ – أَوْ تَثُورُ – عَلَى شَيْخٍ كَبِيرٍ، تُزِيرُهُ الْقُبُورَ.

Kamu berkata disucikan? Tidak akan, bahkan ini adalah demam yang sangat tinggi yang menimpa orang yang sudah tua yang akan membawanya ke kubur.

فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : ” فَنَعَمْ إِذَنْ “.

Kemudian Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “kalau begitu iya”

(HR. Bukhari, no. 3616)

 

Sekarang mari kita perhatikan ucapan nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam,

لَا بَأْسَ

 

Tidak mengapa

 

Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin ketika menjelaskan hadits 907 pada Riyadush Shalihin mengatakan,

 

لا باس يعني لا شدة عليك، ولا اذى

 

Tidak mengapa artinya tidak ada kesusahan atau bahaya untuk anda.

 

Kemudian Rasulullah shalallahu’alaihi bersabda

 

طهور

 

Disucikan

 

Syaikh Sa’ad bin Ali Wahf Al Qahthani menjelaskan dalam Ittihafu Al Muslim bi Syarhi Hishnul Muslim maknanya adalah orang yang sakit dibersihkan dari dosa.

 

Sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam

 

إِنْ شَاءَ اللَّهُ

 

Jika Allah menghendaki

 

Syaikh Sa’ad bin Ali Wahf Al Qahthani menjelaskan dalam Ittihafu Al Muslim bi Syarhi Hishnul Muslim secara ringkas maknanya adalah karena kata laa ba’sa dan thohurun adalah pengabaran, maka harus disertai insyaAllah.

 

Dari sini coba anda perhatikan bagaimana nabi kita shalallahu ‘alaihi wa sallam memotivasi orang yang sakit dengan:

 

✅ Mengabarkan sakitnya tidak berat/ringan, tidak mengapa.

✅ Mengabarkan bahwa orang yang sakit akan dibersihkan dosa dosanya.

 

Dalam hadits tersebut Badui Arab yang sakit tidak suka dan mengatakan hal negatif, demam tinggi yang menimpa orang yang rapuh dan akan membuatnya meninggal.

 

Kemudian dibalas oleh nabi shalallahu alaihi wassalam “kalau begitu iya seperti itu.” Dalam penjelasan lain disebutkan bahwa Arab Badui itu akhirnya meninggal beberapa hari kemudian.

 

Yang menarik adalah bagaimana Ibnul Qoyyim Al Jauziyyah mengatakan ucapan luar biasa berikut ini,

 

تفريح نفس المريض، وتطييب قلبه، وادخال ما يسره عليه، له تأثير عجيب في شفاء علته وخفتها،

 

Menggembirakan hati orang sakit, memperbaiki hatinya, memberikan kebahagiaan di hati mereka memiliki dampak yang luar biasa dalam penyembuhan maupun meringankan sakitnya.

(Lihat Zaadul Ma’ad, Pasal Pembahasan Thibbun Nabawi)

 

Jadi…

  1. Berilah kabar gembira pada orang sakit.
  2. Kabarkan tentang tauhid.
  3. Perasaan senang, hati yang tawakkal, tenang, dan optimis berpengaruh pada kesembuhan.
  4. Hilangkan ketakutan pada orang yang sakit sehingga tidak merasa nyawanya pasti hilang atau penyakitnya sulit diobati.

 

Semoga bermanfaat.

 

(Fawaid Abu Ahmad Ricki Al Malanjiy)

 

Ingin dapat faidah harian, yuk gabung di grup info Kuttab RuQu

 

https://chat.whatsapp.com/K4dODXojzlF5sisFKCq1Aq

Print Friendly, PDF & Email