Pada muhadhoroh ke-7 Kitab at Tuhfatu as Saniyah Syarh al Arba’un an Nawawiyah, Syaikhunaa Kholid Al Juhani menasehati kita terkait cara mencari ilmu, yang intinya “jangan anda berpindah-pindah metode, manhaj, atau kitab dalam mempelajari sesuatu.”
Beliau mengumpamakan ketika anda berjalan menuju Syam. Anda berangkat dari suatu kota dengan suatu rute dan jalan tertutup. Kemudian di tengah jalan, ada yang menyeru untuk mengambil jalan lain. Anda mengikuti seruan itu. Setelah mengambil jalan lain, ada lagi yang menyeru untuk mengambil jalan lain dan anda berpindah lagi. Maka kapan anda bisa sampai ke Syam? Hidup anda akan habis untuk berpindah-pindah jalan dan tidak pernah sampai ke Syam.
Perumpamaan beliau ini luar biasa.
Itulah sebabnya para ulama sering menasehati, sebelum mempelajari sesuatu kita perlu mengetahui dulu gambaran global sesuatu itu. Para ulama membuat “mabadi’ ‘asyroh” agar tergambar keseluruhan ilmu sebelum kita menceburkan diri pada ilmu tersebut. Jika kita berhenti sebelum menyelesaikan belajar ilmu itu, maka kita akan membuang banyak waktu dalam masa kehidupan kita.
Para ulama juga menasehati sebelum belajar kepada guru, kita harus benar-benar tahu guru yang akan kita ambil ilmunya. Bahkan mereka menasehati untuk tidak buru-buru belajar dengan tinggal sementara di dekat calon gurunya untuk mengetahui keseharian dan kapasitas calon guru tersebut.
Silahkan baca kitab Ta’limu Al Muta’alim karya Syaikh az Zarnuji, kitab Hilyah Tholibi Al ‘Ilmi karya Syaikh Bakr Abu Zaid beserta syarahnya dari Syaikh Muhammad bin Sholih Al Utsaimin.
Semoga bermanfaat.
(Fawaid Abu Ahmad Ricki Al Malanjiy)
Ingin mendapatkan faidah harian seperti ini? Yuk, gabung di grup info Kuttab Rumah Qur’an!
https://chat.whatsapp.com/K4dODXojzlF5sisFKCq1Aq