Faidah Singkat

Faidah Singkat, Kurikulum SDTA KRQ, SDTA Kuttab Rumah Qur'an

Metode Belajar Menghafal Matan

Metode Belajar Menghafal Matan Metode Belajar Unik Kuttab Rumah Qur’an (KurmaQu) Suatu ketika, ada seorang anak di sekolah kami yang makan dan minum sambil berdiri. Kemudian tetiba dengan polosnya temannya berkata, “Eh, kalau makan atau minum duduk, ada haditsnya, lho.” Kemudian anak itu menyebutkan hadits yang ia telah hafal dengan baik di kelas, Setelah mendengar nasihat dari teman sebayanya ini, ia langsung duduk untuk melanjutkan makan dan minumnya. Menurut Anda, apakah ini terjadi pada kelas 5 dan 6? Kami memberitahu Anda, bahwa kejadian ini terjadi ketika anak-anak di sekolah kami duduk di kelas 1 dan 2. Sebuah bentuk nasihat yang indah dengan menyertakan hadits dan hafalan al-Qur’an yang mereka pelajari di kelas. Sebuah pemandangan yang indah, bukan? Apakah kemampuan dan kecintaan seperti ini hilang ketika mereka remaja? Jawabannya tidak. Alumni pertama kami sekarang sudah di kelas 1 SMA. Dengan nikmat Allah, pondasi cinta al-Qur’an dan al-Hadits yang kami tanamkan dengan metode pembelajaran di KurmaQu masih kuat tertanam. Tatkala bertemu tidak jarang ayat-ayat al-Qur’an yang ia sudah selesai menghafalnya, dan hadits-hadits yang telah ia hafal sejak usia SD muncul dari lisannya dengan mudah. Memang perlu penelitian, namun bagi sekolah yang menerima alumni SDTA KurmaQu atau TAUD KurmaQu akan mengetahui bagaimana kualitas output dari sekolah mungil dan kecil ini. Walau bangunan sangat sederhana, anak-anaknya sangat senang bersekolah di sekolah ini. Tidak ada keinginan dari diri mereka sendiri untuk pindah dari sekolah. Meraka nyaman belajar di sekolah ini walaupun terlihat berat bagi orang tua. Itulah makna SEKOLAH MENYENANGKAN. Sebuah sekolah yang berhasil menanamkan bahwa sekolah itu enak dan menyenangkan bahkan menorehkan banyak memori indah dalam lembaran kisah kehidupan mereka. Banyak sekali rekan-rekan kami yang menerima alumni kami merasa takjub dengan output ini. Mereka berkembang pesat sesuai potensi mereka masing-masing yang jauh melebihi anak-anak usia mereka. Ini semua adalah karena karunia Allah kemudian karena DEDIKASI TOTAL dari para guru yang memiliki RUH KECINTAAN MENGAJAR. Allah mendatangkan para guru yang memang bakat alaminya adalah mengajar walaupun mereka tidak bertitel tinggi di dunia pendidikan. Seseorang yang yang berbakat dan berminat dalam suatu bidang maka ia akan berkembang lebih cepat dalam bidang tersebut. Minat mungkin bisa dibentuk, namun bakat adalah kemampuan alami seseorang. Namun minat dan bakat tidak ada hubungan dengan titel sarjana atau magister dalam bidang pendidikan. Karena bisa jadi, seseorang bergelar sarjana pendidikan namun minat dan bakatnya bukan di bidang tersebut. Kembali kepada mengapa kami memilih metode menghafal matan sebagai metode pembelajaran di sekolah kami. Kami akan menghadirkan bagaimana ulama islam sangat menekankan menghafal terutama di usia kecil. Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali (wafat 505 H) berkata, اعلم أن ما ذكرناه في ترجمة العقيدة ينبغي أن يقدم إلى الصبي في أول نشوه ‌ليحفظه ‌حفظاً Ketahuilah, apa yang telah kami sebutkan tentang penjelasan AQIDAH harus diberikan kepada anak di AWAL MASA PERKEMBANGANNYA agar anak MENGHAFALNYA DENGAN BAIK. ثم لا يزال ينكشف له معناه في كبره شيئاً فشيئاً Kemudian akan senantiasa tersingkap makna (aqidah yang telah ia hafal) pada masa ia tumbuh besar sedikit demi sedikit. فابتداؤه الحفظ ثم الفهم ثم الاعتقاد والإيقان والتصديق به Maka permulaan belajarnya adalah menghafal, kemudian memahami, kemudian akan menjadi aqidah, keyakinan dan pembenaran pada aqidah itu. وذلك مما يحصل في الصبي بغير برهان . Ini bisa didapatkan anak tanpa penjelasan rinci (burhan) فمن فضل الله سبحانه على قلب الإنسان أن شرحه في أول نشوه للإيمان من غير حاجة إلى حجة وبرهان Maka, termasuk di antara keutamaan Allah pada hati manusia di masa awal pertumbuhannya adalah Allah memberikan penjelasan dalam hati manusia untuk beriman tanpa membutuhkan hujjah yang detail penjelasan rinci. Ihya`u ‘Ulumiddin, Dar Ma’rifah, Beirut Cobalah Anda merenungkan secara mendalam apa yang disampaikan Imam al-Ghozali ini. Perlu diketahui bahwa Imam al-Ghozali adalah pakarnya para pakar pendidikan baik Islam maupun barat. Nah, dengan menyimak kalimat pakarnya para pakar ini jelaslah bagi kita, metode menghafal matan dalam mendidik aqidah disertai dengan penjelasan ringkas dan mudah adalah cara terbaik menanamkan aqidah. Namun, tentunya hasil ini tidak bisa didapatkan secara instan. Cara instan memang terlihat bagus dan cepat menghasilkan namun cepat juga hilangnya. Inilah sebabnya kita memilih metode menghafal matan karena kita ingin anak-anak yang akan tumbuh dengan aqidah yang kuat di masa dewasa mereka dengan bekal aqidah yang kita tanamkan sejak kecil sesuai dengan PROSES YANG DINASIHATKAN ULAMA yang dikenal sebagai PAKAR DI BIDANG PENDIDIKAN. Mungkin muncul keraguan pada diri kita, ini adalah metode kuno yang cocok untuk zamannya Imam al-Ghozali dan tidak cocok untuk zaman sekarang. Zaman sekarang serba instan dan harusnya hasil bisa didapat dengan cepat dan instan terlihat. Jika ada keraguan seperti ini maka izinkan kami untuk menyampaikan pendapat Syaikh kami DR. Yahya al-Ghautsani yang beliau juga dikenal sebagai PAKAR DALAM ILMU PENDIDIKAN. Beliau berkata menjelaskan kaidah penting dalam buku beliau Menghafal di usia anak-anak adalah seperti memahat batu sedangkan menghafal ketika usia dewasa adalah seperti menulis di atas air: أبدأ معكم من القول المأثور .. ( الحفظ في الصغر كالنقش على الحجر والحفظ في الكبر كالكتابة على الماء ) Saya akan memulai dari ucapan “Menghafal di usia anak-anak adalah seperti memahat batu sedangkan menghafal ketika usia dewasa adalah seperti menulis diatas air” bersama anda semua هذه نشأت من أصل قاعدة ربانية موجودة في الكون مسلّمة لاشك فيها ، أن الصغير يحفظ أكثر من الكبير.. Ini adalah termasuk KAIDAH ROBBANIYAH yang muncul dari dasar yang tidak ada keraguan di dalamnya yaitu ANAK-ANAK MENGHAFAL LEBIH BANYAK DARIPADA ORANG DEWASA القاعدة تكون كما يأتي : Kaidah ini sebagaimana saya jelaskan berikut ini الإنسان عندما يولد يكون الحفظ عنده في القمة ، ولكن فهمه لاشيء ، Manusia ketika dilahirkan dalam keadaan kemampuan hafalan yang puncak sedangkan tidak memiliki kemampuan memahami. فالفهم قليل جداً ، والحفظ يرتفع جداً Maka kemampuan pemahamannya sangat sedikit sekali sedangkan kemampuan hafalannya sangat tinggi وكلما كبر كلما ارتفع الفهم وقلّ الحفظ Sementara itu setiap ia bertambah besar maka setiap bertambah kemampuan pemahamannya akan semakin sedikit kemampuan hafalannya وهكذا بمرور السنوات .. سنوات الطفولة والشباب .. حتى يصل إلى سن العشرين إلى الخامسة والعشرين تقريبا .. يتساوى عنده الحفظ والفهم ، ثم يبدأ يقل الحفظ أكثر ويزداد الفهم أكثر .. Dan seperti inilah berlanjut seiring bertambahnya usia, Usia

Faidah Singkat, Fikih Pendidikan Anak

Gimana Sih, Cara Ngajarin Anak Kecil Hadits?

Ayah Bunda, Al-Qur’an dan al-hadits bukanlah sekadar untuk dihafal. Al Qur’an dan hadits adalah pedoman hidup bagi kita semua. Siapakah di antara kita yang tidak berbahagia tatkala menyaksikan anak-anak kita terbiasa dengan hadits shohih? Tidakkah Anda merasa bersyukur ketika melihat anak anak Anda memiliki aqidah, ibadah, dan akhlak yang bersumber dari Al Qur’an dan hadits shohih? Lalu, bagaimana cara mengajarkan hadits kepada anak-anak? Usia 3-6 Tahun Pada usia ini kebanyakan anak-anak belum bisa membaca dan menulis, maka cara mengajarkan hadits bisa dilakukan dengan cara: 1. Membuat anak mendengar dan mengulangi hadits hingga mereka mampu menghafalkannya dengan baik tanpa merasa menghafal. 2. Gunakan hadits-hadits yang sangat ringkas yang mudah dihafal dan dipahami mereka. Jika haditsnya panjang, maka bisa dipotong menjadi kalimat yang ringkas. 3. Berilah hadiah setiap mereka mampu menghafal 1 hadits. 4. Sertakan hadits itu dalam kehidupan sehari-hari dengan mengingatkan hafalan haditsnya ketika menemui kejadian sehari-hari yang terkait dengan hadits tersebut. Usia 7-12 Tahun Sama dengan poin 1-4 hanya ada tambahan sebagai berikut: 5. Hadits yang dihafal bisa lebih panjang. 6. Jelaskan makna hadits dengan penjelasan yang mudah mereka fahami. 7. Sertakan kisah-kisah terkait makna hadits yang dihafal. Nah, sederhana dan mudah bukan? Inilah cara yang kami terapkan di Kuttab Rumah Qur’an. Kalau Anda ingin tahu contoh nyata poin-poin tadi, kepoin terus medsos kami, https://linktr.ee/kuttab_ruqu Ingin langsung daftar? Boleh juga. https://forms.gle/A3kGs9HvU3jaWrNT8

Faidah Singkat, Fiqih dan Ushul Fiqih

Penentuan Awal Ramadhan Menurut Madzhab Syafi’i

  Syaikh Salim bin Sumair Al Hadhromi (wafat 1271 H) mengatakan, يجب صوم رمضان بأحد أمور خمسة: Puasa Ramadhan wajib dilaksanakan dengan 5 sebab: أحدها: بكمال شعبان ثلاثين يوما. Yang pertama: Sempurnanya bulan Sya’ban menjadi 30 hari وثانيها : برؤية الهلال في في حق من رآه وإن كان فاسقا Yang kedua: Dengan melihat langsung hilal bagi orang yang melihatnya walau dia adalah orang fasik (maksudnya: jika ada seseorang walaupun fasik melihat hilal maka ia (yang melihat hilal) wajib berpuasa) وثالثها : بثبوته في حق من لم يره بعدل شهادة Yang ketiga : Dengan kepastian kesaksian orang yang adil bagi orang yang belum melihatnya. ورابعها : بإخبار عدل رواية موثوق به ، سواء وقع في القلب صدقه أم لا ، أو غير موثوق به إن وقع في القلب صدقه. Yang keempat: Dengan berita orang yang adil dan dipercaya baik dalam hati kita yakin akan kejujurannya atau pun tidak. Atau orang yang tidak adil jika hati kita yakin akan kejujuran orang yang membawa berita. وخامسها : بظن دخول رمضان بالاجتهاد فيمن ٱشتبه عليه ذلك Yang kelima: Dengan dugaan kuat masuk Romadhon dengan ijtihad pribadi bagi orang yang ragu. Matan Safinatun Najah karya Syaikh Salim bin Sumair Al Hadhromiy Ada pun Syaikh Abdulloh bin Abdurrahman Bafadhl Al Hadhromi mengatakan (wafat 981 H), يجب صوم رمضان باستكمال شعبان ثلاثين ، أو برؤية عدل ٱلهلال ، Wajib berpuasa Romadhon dengan sebab sempurnanya bulan Sya’ban 30 hari atau dengan sebab seorang yang adil melihat hilal Matan Muqoddimah Al Hadhromiyyah karya Syaikh Abdulloh bin Abdurrahman Bafadhl Al Hadhromi Syaikh Yahya Al ‘Imrithiy (wafat 988 H) mengatakan, وبانتها شعبان للكمال … او حكم قاض قبل بالهلال شهر الصيام واجب الصيام … Dengan selesainya bulan Sya’ban secara sempurna … Atau penentuan hukum adanya hilal dari hakim sebelumnya Bulan puasa wajib (bagi kita) untuk berpuasa Nihayatu at Tadrib karya Syaikh Yahya Al ‘Imrithiy (penulis nazhom Al Ajrumiyyah) Dari sini kita bisa simpulkan, menurut madzhab Syafi’i awal bulan Ramadhan bisa ditentukan dengan 2 cara. 1. Menyempurnakan bulan Sya’ban hingga 30 hari 2. Keputusan hakim bahwa hilal telah terlihat sebelumnya. Ada pun Syaikh Salim bin Sumair Al Hadhromi merinci kembali, bagi orang yang yakin melihat hilal tetapi hakim tidak menetapkannya, orang tersebut wajib puasa. Namun, orang yang tidak melihat langsung, ia mengikuti keputusan hakim. Ada pun dalam kondisi tidak ada hakim maka tergantung keyakinan kita pada pembawa berita. Jika pembawa berita adalah orang yang dikenal adil maka kita wajib mengikuti berita itu. Atau pembawa berita bukan orang adil tapi kita yakin kebenaran beritanya, maka kita juga mengikuti berita orang itu tentang wajibnya puasa. Ada pun jika semua masih kesulitan maka kita harus berijtihad pribadi sesuai dengan dugaan yang paling kuat. Wallahu a’lam Rumah Kontrakan Grandsuroso 1, Malang Rabu, 13 Sya’ban 1443 (16 Maret 2022) Fawaid Abu Ahmad Ricki Al Malanjiy

Faidah Singkat, Model Pendidikan Kuttab

Meluruskan Kesalahan Anak Dengan Cara Memintanya Mengulangi Perbuatan

====== Fawaid Abu Ahmad Ricki Al Malanjiy Apa yang anda lakukan ketika melihat ada anak yang masuk ruangan tanpa mengetuk pintu dan mengucap salam? Hanya menasihatinya saja atau menyuruhnya keluar kembali, kemudian masuk dengan cara yang benar dengan mengetuk pintu, mengucapkan salam dan meminta izin untuk masuk? Terkadang kesalahan anak harus kita perbaiki dengan cara membiasakannya melakukan perbuatan yang benar. Sekolah kami -TAUD KurmaQu dan SDTA KurmaQu- memiliki banyak SOP perbaikan adab anak. Di antaranya, jika ada kasus seperti di atas, kami akan meminta anak keluar dan kembali masuk ke dalam ruangan dengan cara benar. Ini berlaku juga dalam membiasakan prosedur buka tutup pintu, meletakkan sandal pada rak, prosedur naik tangga, dll. Ini adalah salah satu teknik untuk membiasakan anak berbuat kebaikan. Jika mereka melakukan kesalahan, baik disengaja atau pun tidak, maka kita tidak boleh membiarkannya dan harus meluruskannya. Teknik ini berulang kali dipraktikkan nabi kita shallallahu’alaihi wa sallam, mari, saya ajak anda menyimaknya.   Hadits Mengajarkan Adab Salam  أَنَّ كَلَدَةَ بْنَ حَنْبَلٍ أَخْبَرَهُ ، أَنَّ صَفْوَانَ بْنَ أُمَيَّةَ بَعَثَهُ بِلَبَنٍ وَلِبَأٍ وَضَغَابِيسَ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ، وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِأَعْلَى الْوَادِي، Kaladah bin Hanbal memberitakan bahwa suatu ketika Shofwan bin Umayyah mengutusnya untuk menyuguhkan susu, anggur muda, mentimun kecil kepada Nabi ﷺ sedangkan saat itu beliau berada di dataran tinggi dari sebuah lembah.   قَالَ : فَدَخَلْتُ عَلَيْهِ وَلَمْ أُسَلِّمْ، وَلَمْ أَسْتَأْذِنْ، فَقَالَ النَّبِيُّ ﷺ : ” ارْجِعْ فَقُلِ : السَّلَامُ عَلَيْكُمْ، أَأَدْخُلُ ؟ ” وَذَلِكَ بَعْدَمَا أَسْلَمَ صَفْوَانُ، Kaladah berkata: Kemudian aku masuk menemui beliau dan belum mengucapkan salam dan belum izin untuk masuk. Kemudian Nabi ﷺ bersabda: “Kembalilah kemudian ucapkan (السَّلَامُ عَلَيْكُم) bolehkah aku masuk?” Peristiwa ini terjadi setelah Islamnya Shofwan bin Umayyah. (HR Tirmidzi nomor 2710, Hadits Shohih) Syahid kita dari hadits ini adalah ketika nabi ﷺ melihat Kaladah masuk tanpa mengucapkan salam, beliau tidak panjang lebar menerangkan pentingnya salam. Beliau langsung memintanya kembali keluar, mengucapkan salam, dan meminta izin sebelum masuk.   Hadits Orang yang Keliru dalam Sholat عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ الْمَسْجِدَ فَدَخَلَ رَجُلٌ فَصَلَّى، Dari Abu Huroiroh, suatu ketika Rosululloh ﷺ masuk masjid kemudian ada lelaki masuk dan sholat.  فَسَلَّمَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَرَدَّ وَقَالَ : “ارْجِعْ فَصَلِّ ؛ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ” Kemudian laki-laki itu mengucapkan salam kepada Nabi ﷺ, dan beliau ﷺ membalas salam itu dan bersabda: ارْجِعْ فَصَلِّ ؛ فَإِنَّكَ لَمْ تُصَلِّ Kembalilah, kemudian (ulangi) sholat, sesungguhnya kamu belum sholat. (Mutafaqqun ‘Alaihi)   Syahid kita dari hadits ini adalah ketika Nabi ﷺ melihat ada orang yang keliru dalam hal sholat, beliau memerintahkan agar orang itu langsung mengulangi hingga 3 kali. Ketika pengulangan ketiga, orang tersebut belum juga menyadari kesalahannya dan meminta kepada nabi ﷺ mengajarinya, barulah beliau mengajari sholat yang benar kepada orang tersebut.   Hadits Orang yang Wudunya Jelek أَخْبَرَنِي عُمَرُ بْنُ الْخَطَّابِ أَنَّ رَجُلًا تَوَضَّأَ، فَتَرَكَ مَوْضِعَ ظُفُرٍ عَلَى قَدَمِهِ، فَأَبْصَرَهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: “ارْجِعْ، فَأَحْسِنْ وُضُوءَكَ” فَرَجَعَ، ثُمَّ صَلَّى. Umar bin Khaththab mengabarkan kepadaku bahwa ada seorang laki-laki berwudu. Kemudian orang itu menyisakan sebagian kecil dari kakinya tidak terkena air wudu. Nabi ﷺ melihat hal itu dan bersabda, ارْجِعْ، فَأَحْسِنْ وُضُوءَكَ Kembalilah dan perbaiki wudumu. Kemudian ia kembali berwudu dan sholat. (HR Muslim nomor 243)   Syahid kita dalam hadits ini adalah ketika nabi ﷺ melihat kesalahan dalam berwudu, beliau langsung meminta orang tersebut untuk berwudu kembali dengan memperbaiki caranya. Nah, dari sini kita mengetahui, Parenting Islam adalah parenting terbaik. Jika kita mengenal teknik ini dari parenting selain Islam, ternyata teknik meminta anak mengulangi perbuatan dengan menunjukkan cara yang benar adalah cara sangat efektif untuk membiasakan dan mengajarkan kebaikan. Semoga bermanfaat. Abu Ahmad Ricki Al Malanjiy

Faidah Singkat

Seruan untuk Calon Dokter dan Ahli Farmasi Muslim Masa Depan

    Di zaman sekarang ini, kita sangat jarang mendengar pengobatan Nabawi dipopulerkan, diutamakan dan dibesarkan.   Bagi seorang muslim yang dididik untuk mencintai nabi-Nya perlu sekali mengetahui bahwa ternyata banyak sekali petunjuk-petunjuk dari nabi kita shalallahu’alaihi wa sallam tentang pengobatan dan kesehatan. Jika kita mengaku cinta nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, maka tentunya kita berambisi mencari tahu, mengamalkan, dan menganjurkan semua arahan beliau termasuk dalam pengobatan.   Namun di zaman ini, kita jarang menemui dokter atau ahli farmasi yang melakukannya. Kita berhusnudhon, mungkin mereka belum mempelajarinya di kuliahnya. Namun, ini harusnya menjadi pelecut semangat agar sahabat muslim yang bergerak di bidang kesehatan berusaha memasukkan pengobatan Nabawi di kurikulum kedokteran atau bahkan berusaha meneliti dan mempopulerkannya dengan bekerjasama dengan para tabib yang terlebih dahulu menguasai kaidah pengobatannya.   Tulisan ini bukan terkait metode pengobatannya, hanya kami ingin dan merindukan semangat besar dari semua yang bergerak di bidang kesehatan untuk meneliti dan mengembangkan pengobatan yang disebutkan oleh nabi kita shalallahu ‘alaihi wa sallam.     • Habbatussauda   Tahukah anda kalau habbatussauda disebutkan dalam kitab shohih Bukhari dan Muslim? Artinya validitas haditsnya tidak perlu kita ragukan lagi.   Imam Bukhari dan Imam Muslim memiliki perhatian besar pada hadits habbatussauda. Ini bisa dilihat dengan penulisan bab yang mengumpulkan hadits hadits khusus tentang habbatussauda.   Imam Bukhari rahimahullah mengatakan dalam   بَابُ الْحَبَّةِ السَّوْدَاءِ. (Bab Habbatussauda)   Imam Muslim rahimahullah mengatakan dalam,   بَابُ التَّدَاوِي بِالْحَبَّةِ السَّوْدَاءِ. (Bab Berobat dengan Habbatussauda’)   Sekarang mari kita simak satu hadits saja.   Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu   ” فِي الْحَبَّةِ السَّوْدَاءِ شِفَاءٌ مِنْ كُلِّ دَاءٍ، إِلَّا السَّامَ “. قَالَ ابْنُ شِهَابٍ : وَالسَّامُ : الْمَوْتُ، وَالْحَبَّةُ السَّوْدَاءُ : الشُّونِيزُ.   “Pada habbatussauda ada kesembuhan dari semua penyakit, kecuali as Saam”   Ibnu Syihab (perawi hadits ini) mengatakan bahwa as Saam adalah kematian, habbatussauda adalah asy Syuniiz. (Hadits Bukhari nomor 5688, Muslim nomor 2215)   • Kayu India (Qusthul Hind)   Imam Bukhari rahimahullah berkata dalam   بَابُ السَّعُوطِ بِالْقُسْطِ الْهِنْدِيِّ الْبَحْرِيِّ، (Bab Qusthul Hind dan Qusthul Bahriy)   Untuk memahami, mari kita simak ucapan Abu Bakar bin Al ‘Arobiy   القسط نوعان: هندي وهو أسود، وبحري وهو أبيض، والهندي أشدهما حرارة   “Al Qusthu ada dua macam; India berwarna hitam dan Bahrain berwarna putih. Al Qusthu dari India lebih panas.”   Al Qusthu ini adalah kayu yang biasanya digunakan untuk obat dan dibakar untuk pengharum ruangan.   Imam Muslim rahimahullah berkata dalam   بَابٌ : التَّدَاوِي بِالْعُودِ الْهِنْدِيِّ، وَهُوَ الْكُسْتُ. (Bab Pengobatan Dengan Kayu India yaitu Al Kustu)   Al-Qusthu kadang bisa juga disebut Al Kustu. Ini dijelaskan oleh Imam Bukhari dalam judul babnya.   Sekarang mari kita simak satu haditsnya saja,   Dari Ummu Qais binti Mihshan, beliau mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,   عَلَيْكُمْ بِهَذَا الْعُودِ الْهِنْدِيِّ ؛ فَإِنَّ فِيهِ سَبْعَةَ أَشْفِيَةٍ، يُسْتَعَطُ بِهِ مِنَ الْعُذْرَةِ ، وَيُلَدُّ بِهِ مِنْ ذَاتِ الْجَنْبِ   “Ambillah kayu India ini, pada kayu ini ada 7 kesembuhan. Dihirup untuk penyakit ‘Udzroh dan menyembuhkan Dzatu Al Janbi.”   العذرة: وجع وورم في الحلق.   “‘Udzroh adalah nyeri dan bengkak pada tenggorokan.”   رياح غليظة تحتقن بين الصفاقات والعضل التي في الصدر والأضلاع فتحدث وجعا.   “Angin banyak yang terkumpul antara tulang dan otot di dada dan dan tulang rusuk sehingga menyebabkan nyeri.”   Sekarang saya ajak anda menelaah keterangan Ibnu Hajar Al Asqolani yang sangat menarik ketika menjelaskan manfaat Qusthu Al Hind ini. Beliau menjelaskan tentang 7 kesembuhan,   أُصُولَ صِفَةَ التَّدَاوِي بِهَا، لِأَنَّهَا إِمَّا طِلَاءٌ أَوْ شُرْبٌ أَوْ تَكْمِيدٌ أَوْ تَنْطِيلٌ أَوْ تَبْخِيرٌ أَوْ سَعُوطٌ أَوْ لَدُودٌ،   Pokok dasar sifat pengobatan ada 7, di antaranya; Thilaa’ (mengoles), Syurbun (diminum), Takmid (dibalut ramuan), Tanthil, Tabkhir (dibakar dihirup uapnya), Sa’uth (diteteskan di hidung), dan Ladud.   فَالطِّلَاءُ يَدْخُلُ فِي الْمَرَاهِمِ وَيُحَلَّى بِالزَّيْتِ وَيُلَطَّخُ وَكَذَا التَّكْمِيدُ،   “Maka ath-Thila’ adalah memasukkan dalam semacam salep ditambah zaitun dan dioleskan. Begitu juga at-Takmid.”   وَالشُّرْبُ يُسْحَقُ وَيُجْعَلُ فِي عَسَلٍ أَوْ مَاءٍ أَوْ غَيْرِهِمَا، وَكَذَا التَّنْطِيلُ،   “Asy-Syurb adalah dengan menghancurkan dan melarutkan dalam madu atau air atau selain keduanya, begitu juga at-Tanthil.”   وَالسَّعُوطُ يُسْحَقُ فِي زَيْتٍ وَيُقْطَرُ فِي الْأَنْفِ، وَكَذَا الدُّهْنُ   “As Sa’uth adalah menghancurkan sesuatu dalam zaitun kemudian diteteskan di hidung, begitu juga dengan ad-Duhn.”   وَالتَّبْخِيرُ وَاضِحٌ،   Tabkhir sudah jelas (dibakar untuk dihirup asapnya). (Fathul Bari)   Dalam Shahih Bukhari ada kitab ath Thib (Obat-obatan). Bukankah akan sangat menarik jika para dokter dan ahli farmasi ikut mengkaji hadits demi hadits dalam kitab ini dan menjadikannya sebagai sumber penelitian?   (Fawaid Abu Ahmad Ricki Al Malanjiy)   Ingin mendapatkan faidah harian seperti ini? Yuk, gabung di grup info Kuttab Rumah Qur’an!   https://chat.whatsapp.com/K4dODXojzlF5sisFKCq1Aq Seruan untuk Calon Dokter dan Ahli Farmasi Muslim Masa Depan Di zaman sekarang ini, kita sangat jarang mendengar pengobatan Nabawi dipopulerkan, diutamakan dan dibesarkan. Bagi seorang muslim yang dididik untuk mencintai nabi-Nya perlu sekali mengetahui bahwa ternyata banyak sekali petunjuk-petunjuk dari nabi kita shalallahu’alaihi wa sallam tentang pengobatan dan kesehatan. Jika kita mengaku cinta nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam, maka tentunya kita berambisi mencari tahu, mengamalkan, dan menganjurkan semua arahan beliau termasuk dalam pengobatan. Namun di zaman ini, kita jarang menemui dokter atau ahli farmasi yang melakukannya. Kita berhusnudhon, mungkin mereka belum mempelajarinya di kuliahnya. Namun, ini harusnya menjadi pelecut semangat agar sahabat muslim yang bergerak di bidang kesehatan berusaha memasukkan pengobatan Nabawi di kurikulum kedokteran atau bahkan berusaha meneliti dan mempopulerkannya dengan bekerjasama dengan para tabib yang terlebih dahulu menguasai kaidah pengobatannya. Tulisan ini bukan terkait metode pengobatannya, hanya kami ingin dan merindukan semangat besar dari semua yang bergerak di bidang kesehatan untuk meneliti dan mengembangkan pengobatan yang disebutkan oleh nabi kita shalallahu ‘alaihi wa sallam.   • Habbatussauda Tahukah anda kalau habbatussauda disebutkan dalam kitab shohih Bukhari dan Muslim? Artinya validitas haditsnya tidak perlu kita ragukan lagi. Imam Bukhari dan Imam Muslim memiliki perhatian besar pada hadits habbatussauda. Ini bisa dilihat dengan penulisan bab yang mengumpulkan hadits hadits khusus tentang habbatussauda. Imam Bukhari rahimahullah mengatakan dalam بَابُ الْحَبَّةِ السَّوْدَاءِ. (Bab Habbatussauda) Imam Muslim rahimahullah mengatakan dalam, بَابُ التَّدَاوِي بِالْحَبَّةِ السَّوْدَاءِ. (Bab Berobat dengan Habbatussauda’) Sekarang mari kita simak

Scroll to Top