? “Suatu hari fatimah mengikuti kuliah tentang ilmu kalam disuatu Universitas Islam. Ilmu kalam ini adalah mata kuliah wajib yang harus dipelajari oleh setiap mahasiswa yang kuliah di Universitas Islam tersebut. Ketika mendengar kata ilmu kalam, Fatimah mengernyitkan dahinya. “Aduh…., aku inget dulu ketika SD, aku pernah diajarkan oleh ustadz, tentang kelirunya ilmu kalam. Sampai-sampai orang yang senang dengan ilmu kalam terjatuh dalam kesalahan fatal. Mereka mengatakan bahwa “al Qur’an adalah makhluk”, mereka mengatakan, “Allah tidak diatas ‘arsy”. Muncullah resistansi dan benteng aqidah dalam dirinya. Setelah mendengar dosennya mengungkapkan kata, “al Qur’an adalah makhluk” dan ia mengatakan bahwa orang indonesia bermadzhab syafi’i juga meyakini hal yang sama, dengan segera Fatimah bertanya, Maaf ustadz, saya pernah belajar, Imam Muzani, murid besar Imam Syafi’i yang wafat 264 H pernah mengatakan dalam buku beliau “Syarhus Sunnah” القرآن كلام الله عزا وجلا ومن لدنه ليس بمخلوق فيبيد ” Al Qur’an adalah kalamullah ‘azza wa jalla. Al Qur’an adalah dari Allah dan bukan makhluk. (Jika al Qur’an adalah makhluk) maka ia akan binasa” Kemudian Fatimahpun mengutarakan dalil dalil bahwa al Qur’an bukan makhluk berdasarkan hafalan yang diperolehnya sejak SD. Kemudian ketika sang dosen mengatakan “Allah tidak diatas ‘Arsy”, dan ini adalah “keyakinan madzhab Syafi’i dan Asy’ariy”, kembali Fatimah bertanya, Maaf ustadz, Imam al Muzani berbicara didua tempat dengan lafazh mirip tentang hal ini. Pertama, عال على عرشه وهو دان بعلمه من خلقه “(Allah) tinggi diatas ‘arsy, dan Dia dekat dengan makhluknya dengan ilmu-Nya” Kedua, عال على عرشه وهو بائن من خلقه “(Allah) tinggi diatas ‘arsy, dan Dia terpisah dari Makhluk-Nya” Kemudian ia pun mengutarakan dalil dalil tentang Allah adalah diatas ‘Arsy Tercenganglah sang dosen, karena kuatnya dalil fatimah. Ia terdiam, menutup pelajarannya, dan tidak jadi menerangkan tentang aqidahnya yang keliru tentang al Qur’an dan Allah dimana. Akhirnya Fatimah dan teman-temannya selamat dari syubhat aqidah yang ingin dihembuskan dosen tersebut” ? Kisah ringkas ini menunjukkan fatimah mengingat kembali pelajaran aqidah yang telah dijarkan oleh guru SDnya. Ia mengingat kalimat ringkas tentang ilmu aqidah yang telah ditalqinkan oleh gurunya ketika SD. Talqin kalimat ringkas yang mengandung makna aqidah tauhid adalah metode nabawi. Seorang anak tumbuh dengan kemampuan menghafal kata dan kalimat secara alami. Mereka menghafal apapun yang disuguhkan pada mereka di masa awal pertumbuhan mereka walaupun mereka tidak memahami apa yang mereka sedang menghafal. ? Coba perhatikan ketika seorang anak dengan seksama mendengar ucapan orang disekitarnya. Ia akan menghafal ucapan-ucapan yang disampaikan kepadanya. Seorang bayi yang jarang diajak bicara, maka akan memiliki pertumbuhan bahasa yang terlambat. Karena itu, penting bagi orang tua selalu mengajak bicara bayinya. Walau mereka tidak faham apa yang diucapkan orang tuanya. Bayi akan cepat menghafal pilihan kosakata dari ibu dan orang sekitarnya. Sungguh indah apa yang diutarakan oleh Imam Ghozali rohimahulloh tentang metode terbaik untuk mengajarkan ilmu aqidah, اعلم أن ما ذكرناه في ترجمة العقيدة؛ ينبغي أن يقدم إلى الصبي في أول نشوئه، ليحفظه حفظا؛ ثم لا يزال ينكشف له معناه في كبره شيئا فشيئا، فابتداؤه الحفظ؛ ثم الفهم؛ ثم الاعتقاد والإيقان والتصديق به، “Ketahuilah, apa yang kami sebutkan tentang penjelasan ‘aqidah, hendaknya dipersembahkan kepada anak di awal-awal masa pertumbuhanya agar ia MENGHAFALNYA DENGAN KUAT. Kemudian makna-maknanya akan senantiasa tersingkap di masa dewasanya sedikit-demi sedikit. Maka mulailah dengan hafalan, kemudian pemahaman, kemudian keyakinan, dan pembenaran dengan ‘aqidah itu.” (Ihya’ ‘Ulumuddin, Imam Ghozali, halaman 94) Karena hal inilah, banyak diantara para ulama menulis buku-buku matan dalam masalah ‘aqidah dalam bentuk ringkas, dan dengan kalimat indah yang mudah dihafal. Bagaimana dengan nabi kita shalallahu’alaihi wa sallam , apakah beliau shalallahu’alaihi wa sallam juga menggunakan metode ini untuk mengajarkan aqidah kepada anak kecil? ? Hadits Pertama Dari Ibnu Abbas كنت خلف النبي صلى الله عليه وآله وسلم يوما فقال يا غلام إني أعلمك كلمات : إحفظ الله يحفظك إحفظ الله تجده تجاهك إذا سألت فاسأل الله وإذا استعنت فاستعن بالله واعلم أن الأمة لو اجتمعت على أن ينفعوك بشئ لم ينفعوك إلا بشئ قد كتبه الله لك وإن اجتمعوا على أن يضروك بشئ لم يضروك إلا بشئ قد كتبه الله عليك رفعت الأقلام وجفت الصحف ] رواه الترمذي وقال حديث حسن صحيح “Dari Abul ‘Abbas, ‘Abdullah bin ‘Abbas rodhiyallahu’anhumaa, beliau berkata: “Dahulu aku pernah berada di bonceng dibelakang nabi shalallahu’alaihi wa salam pada suatu hari. Kemudian beliau bersabda, :”Wahai anak, aku akan mengajarkanmu beberapa kata: (1) Jagalah Allah maka Ia akan menjagamu, (2) Jagalah Allah maka engkau akan mendapatiNya selalu dihadapanmu, (3) Jika kamu meminta sesuatu, mintalah kepada Allah, (4) Jika kamu meminta pertolongan, mintalah pertolongan kepada Allah, (5) Ketahuilah, jika sekelompok orang berkumpul untuk memberikanmu dengan suatu manfaat, mereka tidak akan mampu memberimu manfaat dengan sesuatu kecuali dengan sesuatu yang telah ditulis Allah akan kamu dapatkan. (6) Jika mereka berkumpul untuk memberimu kemudhorotan dengan sesuatu, maka mereka tidak akan mampu memberimu suatu kemudhorotan kecuali dengan sesuatu yang telah ditulis Allah akan menimpamu.” (Hadits Riwayat Tirmidzi, beliau berkata hadits Hasan Shohih) Syaikh Abdul Aziz bin Muhammad as Sadhan berkata, وكانت وصيته ﷺ له وصية عقدية عظيمة تضمنت في كلماتها ومعانيها أصول التو حيد والآداب. Wasiat Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam kepada Ibnu Abbas adalah wasiat ‘aqidah yang agung yang terkandung dalam kata-katanya dan makna-maknya pokok-pokok ilmu tauhid dan adab (Ta’zhimut Tauhid fii Nufuusi ash Shighor, Syaikh Abdul Aziz bin Muhammad as Sadhan, Halaman 7) ? Hadits Kedua Dari Abu Rofi’ رأيت رسول الله ﷺ أذن في أذن الحسن بن علي حين ولدته فاطمة “Aku melihat Rosulullah shalallah ‘alaihi wa sallam adzan di telinga hasan bin ‘Ali tatkala Fatimah melahirkannya” (Hadits Riwayat Tirmidzi, beliau berkata hadits Hasan Shohih) Imam Ibnul Qoyyim berkata, وسر التأذين أن يكون أول ما يقرع سمع الإنسان كلماته المتضمنة الكبرياء الرب وعظمته، والشهادة التي أول ما يدخل بها في الإسلام، فكان ذلك كالتلقين له شعار الإسلام عند دخوله إلى الدنيا كما يلقن كلمة التوحيد عند خروجه منها Rahasia (manfaat) pengucapan adzan adalah menjadikan hal pertama yang mengetuk pendengaran manusia berupa kata-kata yang mengandung kebesaran dan keagungan Robb. Begitu juga syahadat menjadi hal pertama yang dengan kalimat ini manusia masuk kedalam islam. Hal ini seperti mentalqin syi’ar islam tatkala seorang anak masuk ke alam dunia sebagaimana talqin kalimat tauhid tatkala manusia keluar dari